Perbedaan Busi Biasa Vs Busi Racing

Perbedaan Busi Biasa Vs Busi Racing - Busi adalah di antara bagian dari sesuatu sistem pengapian motor yang berperan buat menghasilkan daya percikan bunga api dan sesudah itu dipakai buat membakar campuran bahan bakar dan hawa didalam silinder pada akhir langkah kompresi pada sesuatu siklus mesin.

Busi Biasa Vs Busi Racing

Busi Biasa dan Busi Racing


Pemanfaatan busi yang pas pada mesin sepeda motor akan berikan performa mesin yang semakin baik, walau di dalam pemakaiannya kita masih kudu memperhatikan lebih dari satu faktor lain layaknya keadaan suhu lingkungan area mesin atau sepeda motor ada, ukuran kapasitas silinder dan besarnya perbandingan kompresi dan tekanan kompresi.

Biar dapat memastikan pemakaian busi yang pas pada sepeda motor, pasti kita kudu tau apa itu busi panas dan busi dingin.

Busi panas yaitu busi yang punya kapabilitas menyerap dan melepas panas pada sistem pendinginan lebih lambat daripada busi standarnya. Busi panas bekerja pada temperatur area bakar yang tinggi, akan tetapi kalau temperatur area bakar memperoleh atau melebihi 850 derajad celcius, jadi akan terjadi proses pre-ignition, di mana bahan bakar akan menyala dengan sendirinya sebelum saat busi memercikkan bunga api.
Pre-ignition ini yaitu proses yang tidak dikehendaki di dalam proses terjadinya pembakaran pada mesin yang dikategorikan jadi ”spark engine” atau mesin dengan penyalaan busi. Keadaan terjadinya pre-ignition ini dapat dikatakan terjadi over heating ( pemanasan extrem ) dan punya harapan menyebabkan kerusakan kinerja dari piston, connecting rod dan kerusakan pada crankshaft. Ciri busi yang terjadi pre-ignition yaitu warna terlihat putih pucat.

Busi dingin yaitu busi yang punya kapabilitas menyerap dan melepas panas pada sistem pendinginan lebih cepat daripada busi standarnya. Busi dingin ini akan bekerja pada temperatur area bakar yang lebih rendah, akan tetapi kalau temperatur area bakar sangat rendah sampai di bawah 400 derajad celcius, jadi akan terjadi proses ”carbon fouling” di mana bahan bakar tidak dapat terbakar habis hingga bahan bakar yang tidak terbakar habis tersebut akan menumpuk pada busi. Kalau suhu area bakar nyatanya makin rendah jadi akan tejadi ”mis fire” atau ketidakmampuan membakar bahan bakar karena suhu area bakar yang tidak ideal.

Penumpukan endapan karbon ( carbon fouling ) ini makin lama akan membawa dampak tumpukan kerak karbon yang mengeras, dan mengakibatkan jadi sumber panas ke-2 sehabis busi yang sesudah itu membawa dampak gejala ”detonasi” atau ledakan ke-2 sehabis busi memercikkan bunga api. Gejala detonasi ini yaitu proses yang juga tidak dikehendaki di dalam proses terjadinya pembakaran buat mesin ”spark engine”. Detonasi mampu menyebabkan kerusakan pada piston. Ciri busi yang terjadi carbon fouling yaitu hitam kering dan ini mampu mempercepat umur gunakan busi.

Perbedaan Busi Biasa Vs Busi Racing

Oleh dikarenakan masalah-masalah di atas, jadi pentingnya pilih tingkat panas busi yang cocok dengan sepeda motor anda. Penentuan tingkat panas busi di pengaruhi oleh lebih dari satu faktor. Faktor-faktor yang sangat dominan waktu memilih tingkat panas busi yaitu :

suhu lingkungan area mesin atau sepeda motor ada. Buat tempat dengan cuaca iklim yang lebih dingin, layaknya tempat pegunungan, dataran tinggi. Jadi direkomendasikan pemasangan tingkat panas busi yang lebih panas. Pemasangan memanfaatkan busi dingin akan membawa dampak terjadinya carbon fouling ( penumpukan karbon ). Mengakibatkan mesin akan sulit hidup.
Kebalikan buat tempat dengan cuaca iklim lebih panas, layaknya dataran rendah, perkotaan dengan tingkat populasi tinggi, jadi direkomendasikan memanfaatkan tingkat panas busi yang lebih dingin. Kenapa demikian ? Dikarenakan pada keadaan tempat sama dengan itu, pegunaaan busi panas akan membawa dampak terjadinya pre-ignition ( pembakaran dini ). Mengakibatkan part mesin akan lebih cepat aus.

Besarnya kapasitas silinder. Buat mesin dengan kapasitas silinder semakin besar ( 180 cc ) direkomendasikan memanfaatkan tingkat panas busi yang lebih dingin. Pemasangan busi panas akan membawa dampak pre-ignition dan over heating. Tetapi buat mesin dengan kapasitas yang lebih kecil ( 180cc ) dianjurkan memanfaatkan busi standar ( ngk angka 7 dan denso angka 22 ).

Busi Biasa Vs Busi Racing

Besarnya perbandingan kompresi dan tekanan kompresi. Mesin dengan rancangan yang punya rasio kompresi tinggi ( cr 10, 5 :1 ) dan tekanan kompresi tinggi ( 1700kpa ) direkomendasikan memanfaatkan busi model dingin.

Rancangan high performance engine atau mesin yang dirancang buat motor balap atau motor dengan high performance engine terlalu direkomendasikan memanfaatkan busi dingin. Pemanfaatan busi panas akan membawa dampak pre-ignition, detonasi berat yang membawa dampak kerusakan serius pada katub, piston, connecting rod dan crankshaft. Misal motor honda cs1 model busi dingin u24esr9, seandainya motor di bore up sampai 150cc model race jadi busi diganti dengan busi yang lebih dingin u27esr9.


Share this article :


Comments
1 Comments

Berita Otomotif Terbaru

Unknown mengatakan...

hi, knp mtor jupter mx sya kok tingkat pngapianya gk bs smpurna ya (ngadat) pdahal blum lma di servis n gnti oli. stlah di bwa ke bgkel trnyta mslah ad di businya. stlah dignti busi baru pngapin agak mendingan. tp 3 hr kmudian ngadat lg n trlihat karbon hitam di businya? mohon pnjelasan...! mkasih.


14:30
Posting Komentar

 

Copyright @ 2013 Berita Otomotif Terbaru Template Edit by Rifmasites.com - All Rights Reserved